Constructivism
(Teori Konstruktivisme)
Of Jesse Delia
11. Latar Belakang Teori
Jesse Delia adalah bekas kepala departemen bagian pidato
komunikasi di University of Illinois, sekarang menjadi dekan Pengetahuan Budaya
dan Ilmu Pengetahuan di universitas yang sama. Teori Constructivism
dikembangkan oleh Delia pada tahun 1982. Delia menggambarkan constructivism
sebagai tukang kayu yang mencoba untuk mendirikan atau memperbaiki hubungan di
dunia dimana kita hidup.
Inti dari constructivism adalah seseorang
akan menggambarkan dunia melalui sistem dari gagasan-gagasan atau apa yang
mereka pikirkan sendiri. Gagasan-gagasan atau pikiran-pikiran berupa
komponen-komponen kognitif yang dilengkapi atas realita-realita yang ada dalam
lingkunganya. Jadi teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan
interpretasi dan bertindak menuirut berbagai kategori konseptual yang ada dalam
pikirannya. Menurut teori ini, realitas tidak menunjukan dirinya dalam bentuk
yang kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui cara seseorang
melihat sesuatu.
Kita biasanya tidak tahu bahwa penafsiran skema yang kita gunakan untuk membuat
pengertian tentang dunia sosial kita. Delia dan Jaringan Peneliti menciptakan
Role Category Questionnare (RCQ). RCQ membantu kita masuk kedalam kepala kita,
menjelaskan suatu makna. RCQ merupakan sebuah metode penelitian yang menekankan
pada kepribadian dan tindakan seseorang dalam mendefinisikan karakter
seseorang, bukan secara fisik.
22. Asumsi Teori Konstruktivisme
Asumsi dasar dari constructivism adalah bahwa orang-orang akan memahami dunia
melalui sistem yang dibentuknya sendiri. Individu yang telah memiliki
kedewasaan, dia melihat dunia dari gambaran kehidupan yang ada, dan mampu
mengambarkan orang dengan lebih kompleks, bahwa tidak hanya terpaku pada satu
sudut pandang saja. Teori ini menjelaskan bahwa orang orang memiliki tingkat
pemikiran yng berbeda-beda. Untuk mengukurnya ada yang dinamakan RCQ. RCQ
merupakan sebuah metode penelitian yang menekankan pada kepribadian dan
tindakan seseorang dalam mendefinisikan karakter seseorang.
33. Konsep-Konsep
Teori Konstruktivisme
·
Role Category Questionnaire
Instructions
Teori
konstruktivisme menjelaskan bahwa orang
orang memiliki tingkat pemikiran yang berbeda-beda. Untuk mengukurnya ada yang
dinamakan RCQ. RCQ merupakan sebuah metode penelitian yang menekankan pada
kepribadian dan tindakan seseorang dalam mendefinisikan karakter seseorang.
Delia
melakukan pengujian terhadap RCQ dengan mengembangkan kompleksitas kognitif itu
berdasar kronologi usia anak yang kemudian secara berurutan pada nilai yang
lebih tinggi antara dewasa menuju usia tua. Pada akhirnya menyimpulkan bahwa
perbedaan individu antara orang dewasa relatif stabil dari waktu ke waktu. Dia
menuliskan bahwa test kepribadian tidak harus digambarkan oleh karakter lain atau faktor yang tidak berhubungan.
Peneliti harus memahami bahwa nilai RCQ itu bebas dari IQ, empati, ataupun
kemampuan menulis.
·
Konsep
Interpersonal Sebagai Bukti Tentang Kompleksitas Kognitif
Asumsi inti dari konstruktivisme
adalah bahwa “orang-orang membuat gagasan tentang dunia melalui system konsep
pribadi. Konsep adalah template (contoh) kognitif atau stensil yang kita
sesuaikan dengan realita untuk membawa perintah kedalam persepsi kita. Konsep
interpersonal adalah template atau stensil kognitif yan kita sesuaikan dengan
realita sosial untuk menyusun kesan kita tentang orang. Angket Kategori Peran
dirancang untuk menjadikan sampel konsep interpersonal dalam kotak peralatan
mental kita yang kita bawa ke tempat pembentukan makna – fungsi pengolahan
pusat pikiran kita.. Angkat kategori peran (RCQ) adalah sebuah survey respon
bebas yang dirancang untuk mengukur kerumitan kognitif dari persepsi
interpersonal seseorang.
Tiga Bagian
dari Kompleksitas Kognitif
1.
diferensiasi, yaitu ada banyaknya gagasan mengenai kepribadian yang
terpisah-pisah digunakan untuk mendeskripsikan seseorang
2. abstraksi,
yaitu derajat yang melihat pada tingkah laku yang tampak dalam kaitannya dengan
sifat internal, motivasi, dan disposisi (kecenderungan / kecondongan)
3. integrasi,
yaitu berkenaan dengan pengakuan dan perdamaian pada kesan-kesan
Indeks Keahlian Persepsi Sosial
Para peneliti yang mengandalkan RCQ
sedang mencoba untuk menentukan derajat kompleksitas (kerumitan) kognitif kita
ketika kita membentuk kesan tentang orang lain dan menganalisa situasi sosial.
Kompleksitas kognitif adalah kemampuan mental untuk membedakan kepribadian yang
halus dengan perbedaan perilaku diantara manusia. Mereka yakin bahwa orang yang
memiliki rangkaian konsep interpersonal yang besar memilikiketerampilan
persepsi yang lebih baik. Seperti yang kita ketahui dalam teori pengolahan
informasi sosial Walther, pembentukan kesan merupakan tahap penting yang
pertama dalam perkembangan hubungan.
Teoretikus kognitif seperti Delia
dan Burleson membedakan antara struktur mental dengan proses mental. Apa yang
anda ketahui tentang pengolahan kata di komputer anda dapat membantu anda
memahami peran yang berbeda dari struktur dan proses didalam pikiran. Perangkat
keras komputer adalah struktur. Apa yang dilakukan oleh perangkat lunak ketika
kita memencet tombol fungsi adalah proses.
·
Menilai
RCQ Untuk Diferensiasi Konsep
Walaupun RCQ dapat dinilai dengan
cara yang berbeda, namun kebanyakan peneliti konstruktivis memisahkan
penjelasan tentang pasangan-pasangan yang disukai dan tidak disukai untuk
jumlah diferensiasi konsep. Diferensiasi diartikan sebagai
jumlah konsep kepribadian yang
berbeda yang digunakan untuk menggambarkan orang yang dipertanyakan.
Kata sifat dan kata keterangan yang
hanya memodifikasi tingkatan sebuah karakteristik tidak mencerminkan
konsep-konsep lain. Para konstruktivist menganggap jumlah konsep gabungan untuk
kedua penjelasan tersebut sebagai indeks kompleksitas kgnitif.
Delia membuat sebuah kasus yang baik
untuk validitas mereka. Pernyataannya bahwa kompleksitas kognitif berkembang
dengan usia kronologis anak tercermin dalam nilai yang lebih tinggi ketika anak
kecil tumbuh besar. Ia juga percaya bahwa perbedaan individu antara orang
dewasa seharusnya relatif stabil dari waktu ke waktu.
Yang terakhir, Delia mencatat bahwa
sebuah tes kepribadian murni seharusnya tidak diganggu oleh sifat karakter lain
atau faktor-faktor luar. Penelitian telah menetapkan bahwa skor RCQ terlepas
dari IQ, empati, keahlian menulis, dan ekstroversi.
·
Pesan-Pesan
Yang Terpusat Kepada Orang – Sisi Interpersonal
Pesan yang terpusat kepada orang
adalah sebuah pesan yang dibuat disesuaikan untuk individu dan konteks
tertentu; mencerminkan kemampuan komunikator untuk mengantisipasi respon dan
juga menyesuaikan diri. Ketika Delia menggunakan frase ini, pesan yang terpusat
kepada orang mengacu kepada pesan-pesan yang mencerminkan kesadaran tentang dan
adaptasi terhadap aspek subyektif, afektif dan huungan dari konteks komunikasi.
Dengan kata lain, pembicara mampu mengantisipasi bagaimana individu yang
berbeda dapat menanggapi sebuah pesan dan menyesuaikan komunikasinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Ruth
Ann Clark dan Delia tentang anak-anak kelas dua sampai sembilan adalah sebuah
prototype penelitian konstruktivist yang menghubungkan pesan yang terpusat
kepada orang dengan kompleksitas kognitif. Hal ini terfokus kepada kemampuan
anak-anak untuk mengadaptasikan daya tarik persuasive dengan target pendengar
yang berbeda. Konstruktivisme berasumsi bahwa adaptasi strategi merupakan
keterampilan yang dipelihara dalam segi perkembangan. Sesuai dengan keyakinan
mereka, Clark dan Delia menemukan bahwa kualitas pesan semakin baik seiring
dengan bertambahnya usia anak. Akan tetapi perbedaan dalam diferensiasi konsep
yang bukan disebabkan oleh usia kronologi juga memiliki dampak yang signifikan.
Para ahli yang mengkaji komunikasi
menggunakan istilah-istilah yang berbeda untuk menjelaskan kapasitas guna
menciptakan pesan-pesan yang terpusat kepada orang: sensitivitas retorika,
mengambil peran orang lain, identifikasi, pemantauan diri, kesadaran khalayak,
adaptasi pendengar. Apapun kita menyebutnya, penciptaan pesan-pesan yang
terpusat kepada orang merupakan sebuah keterampilan komunikasi yang mutakhir.
Komunikasi yang mutakhir adalah sebuah pesan yang terpusat kepada orang yang
mencapai berbagai tujuan.
Desain pesan logis:
1. Expresive
Desain Logic
Bahasa
merupakan media untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Mereka hanya
berkata apa yang mereka pikirkan dan sakan yang lainya akan mengetahui apa yang
mereka pikirkan dan rasakan.
2. Conventional
Design Logic
Komunikasi
merupakan sebuah permainan yang dimainkan dengan cara kerja sama, sesuai dengan
aturan dan prosedur sosial yang lazim.
3. Rhetorical
Design Logic
Komunikasi
merupakan kreasi dan negosiasi dari pribadi sosial dan situasi. Artinya ketika
seseorang menyampaikan gagasannya, mereka mengungkapkan kenyataan-kenyataan
sosial yang ada. Teori ini menggabungkan expresiv design logic dan conventional
design logis. Menggunakan bahasa yang expresiv namun juga mengikuti aturan yang
ada.
·
Produksi
Pesan: Menyusun Rencana Untuk Tindakan Berbasis Tujuan
Versi-versi awal dari konstruktivisme
tidak dapat menetapkan alasan mengapa diferensiasi konsep yang tinggi biasanya
mengarah kepada komunikasi yang lebih efektif. Produksi pesan adalah sebuah
proses tiga tahap yang terdiri atas penilaian sasaran, pemilihan rencana, dan
pemberlakuan taktik (tindakkan). Pada akhir tahun 1980an, para teoretikus
kognitif lain telah mulai mengembangkan model produksi pesan yang dapat
digunakan oleh para konstruktivisme untuk menjelaskan proses pemikiran yang
menghubungkan struktur kognitif dengan tindakn ujaran. Delia dan teman-temnanya
sekarang menganggap urutan (rangaian) mental dasar yang diuraikan oleh para
ilmuwan kognitif sebagai garis yang hilang yang menghubungkan kompleksitas
mental dengan pesan-pesan yang terpusat kepada orang. Untuk memahami proses
pemikiran, kita akan bekerja melalui model produksi pesan
sasaran-rencana-tindakan yang diuraikan oleh professor komunikasi Universitas
Pennsylvania, James Dillard.
Sasaran
Sasaran-sasaran disebut dasar
(primer) karena mereka menggeakkan sekumpulan proses kognitif yan lebih rendah
yang terjadi secara parallel dan sejajar dengan seluruh tujuan yang dinyatakan
oleh tujuan primer. Pengadopsian berbagai sasaran primer mendesak timbulnya
sasaran sekunder. Tujuan tambahan yang tidak kalah pentingnya ini seringkali
bertentangan dengan sasaran primer. Burleyson mengatakan bahwa “orang-orang
yang memiliki tingkat kompleksitas kognitif interpersonal yang tinggi …
cenderung mengembangkan sebuah sasaran yang lebih rumit dan canggih untuk
banyak situasi sosial, terutama mereka yang tampak menantang atau menuntut.
Jumlah dan keragaman konsep interpersonal juga membekalinya untuk mengembangkan
sebuah rencana yang memiliki berbagai segi yang dapat menariknya.
Rencana
Jika kita tahu apa yang kita ingin
dicapai oleh respon kita, maka kita merencanakan sebuah rencana pesan dengan
mengunakan catatan prosedural yang disimpan dalam ingatan jangka panjang kita.
Catatan prosedural adalah pengumpul kembali sebuah situasi tertentu yang
dipasangkan dengan konsekuensinya; sebuah ingatan jika-ketika-maka.
Tindakan
Pesan-pesan yang terpusat kepada
orang merupakan bentuk komunikasi yang ingin dijelaskan, diprediksikan, dan
dipromosikan oleh Delia. Karena orang yang kompleks secara kognitif memiliki
persepsi sosial untuk melihat persepsi sosial untuk melihat kebuthan mengejar
berbagai sasaran dan keahlian untuk mengembangkan rencana-rencana pesan untuk
mencapai mereka, mereka adalah orang-orang beruntung yang dapat berkomunikasi
dengan terampil ketika situasi menuntutnya. Kebanyakan orang menganggap konteks
komunikasi sebagai sebuah faktor yang membatasi pilihan seorang
pembicara.
·
Efek
Manfaat Dari Pesan-Pesan Yang Terpusat Kepada Orang
Pesan-pesan dukungan sosial mencoba
meredakan gangguan emosional yang dialami oleh orang lain. Burleson telah
mengembangkan skala hirarkis sembilan tahap untuk melambangkan tingkat
kenyamanan yang ditawarkan oleh sebuah pesan dukungan. Seperti yang mungkin
anda duga, pesan-pesan yang mutakhir biasanya dialami sebagai lebih nyaman
daripada upaya-upaya yang janggal pada dukungan sosial.
Pemeliharaan hubungan adalah sebuah
proses yang berbeda dari perkembangan hubungan. Hubungan sukarela biasanya
dimulai melalui abtraksi bersama, penyingkapan diri, dan pengurangan
ketidakpastian. Burleson dan Wendi Samter dari Bryant college mengemukakan
bahwa orang-orang yang memiliki keterampilan komunikasi yang mutakhir akan baik
dalam mempertahankan persahabatan yang erat.
Untuk menguji hipotesis mereka,
Burleson dan Samter meninjau penelitian-penelitian mereka terdahulu tentang
persahabatan serta penelitian peneliti lain. Mereka menemukan sebuah pola yang
konsisten, yang mereka sebut sebagai model keterampilan yang serupa. Model
keterampilan serupa adalah sebuah hipotesis bahwa hubungan berjalan lebih baik
ketika pihak-pihak yang terlibat memiliki tingkat kemutakhiran verbal yang
sama. Yang mengejutkan, kemampuan individu untuk memberikan dukungan ego,
menyelesaikan konflik, dan memberikan kenyamanan pada waktu stress kurang
menjamin bahwa hubungan personal mereka yang erat akan bertahan dan tumbuh
pesat.
44. Kritik
Teori Konstruktivisme
Delia meluncurkan apa yang ia sebut
sebagai teori perbedaan kognitif interpretatif pada konstruktivist tentang
pesan-pesan yang terpusat kepada orang jelas memenuhi sasarannya.
Ketika para peneliti bidang kedokteran
menemukan pengaruh yang mematikan otak dari racun timah, mereka dengan cepat
merencanakan kampanye umum untuk menghentikan cat berbahan dasar timah.
Demikian halnya, para guru melobi untuk “Project Head Start” ketika mereka
menyadari bahwa makanan untuk perut merupakan sebuah prasyarat makanan untuk
pikiran, jelasnya kemiskinan, cat yang mengelupas, dan gizi yang buruk saling
berhubungan, dan peneliti konstruktivist menunjukkan bahwa seorang anak yang
sama sekali tidak memiliki komunikasi yang merangsang refleksi merupakan bagian
dari lingkaran keji yang sama. Konstruktivisme terbuka bagi tuntutan kaum
elitisme jika para teoretikus merencanakan sebuah rencana untuk upaya perbaikan
yang akan membantu mempersempit kesenjangan antara “yang kaya” dengan “yang
miskin”.
Role
Category Questionaire (RCQ) tidak sepenuhnya dapat menilai kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, Role
Category Questionaire (RCQ) tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan untuk
menilai hal tersebut karena di luar sana masih banyak terdapat unsur-unsur lain
yang dapat dijadikan untuk memperimbangkan atau menilai kemampuan berkomunikasi
seseorang.
kalau boleh tau, ini sumbernya pakai buku/jurnal apa ya kak? terima kasih :D
BalasHapus