Senin, 17 April 2017

TEORI PERTIMBANGAN SOSIAL (MUZAFER SHERIF)



SOCIAL JUDGMENT THEORY
(Teori Pertimbangan Sosial)
Of  Muzafer Sherif
11.      Latar Belakang Teori
Teori pertimbangan sosial adalah hasil penelitian seorang psikolog yang bernama Muzafer Sherif dari Oklahoma University.  Teori pertimbangan  sosial didasarkan pada penelitian filsafat zaman dulu, dimana orang-orang diuji kemampuannya untuk menilai rangsangan-rangsangan fisik seperti beban suatu objek atau terangnya sebuah cahaya. Bentuk penelitian ini dijadikan perumpamaan oleh sheriff untuk meneliti cara-cara individu menilai berbagai macam pesan, ternyata sherif menemukan prinsip psikofisika yang juga berpegang pada penilaian sosial.
Secara ringkas teori ini menyatakan bahwa perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial dan isu tertentu merupakan hasil proses pertimbangan (judgement) yang terjadi dalam diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi. Proses ”mempertimba/ngkan” isu atau objek sosial tersebut. Sherif berpatokan pada kerangka rujukan (reference points) yang dimiliki seseorang. Menurut Sherif ada tiga rujukan yang digunakan seseorang untuk merespons suatu stimulus yang dihadapi. Ketiganya merupakan bagian yang saling terkait. Yang pertama disebut latitude of acceptance (rentang atau wilayah penerimaan) yang terdiri dari pendapat-pendapat yang masih dapat diterima dan ditoleransi. Bagian kedua disebut latitude of rejection (rentang penolakan) yang mencakup pendapat atau gagasan-gagasan yang kita tolak karena bertentangan dengan kerangka rujukan kita (sikap dan keyakinan), dan yang terakhir disebut latitude of noncommitment (rentang ketidakterlibatan) yang terdiri dari pendapat atau pesan-pesan persuasif yang tidak kita tolak dan tidak kita terima. Dalam rentang ketidakterlibatan ini kita tidak memiliki opini apa-apa sehingga bersifat netral terhadap pokok permasalahan yang ada.
Disamping ketiga konsep pokok diatas, masih ada satu konsep penting lainnya dari teori yang disebut ego-involevement yakni derajat yang menunjukkan arti penting suatu isu bagi seseorang. Meskipun tiga konsep ”latitude” yang dikemukan teori pertimbangan sosial sudah cukup memadai dalam menjelasakan bagaimana seseorang akan bereaksi terhadap pesan-pesan persuasif namun derajat penting tidaknya suatu stimulus (ego-involvement) akan turut menentukan sejauhmana seseorang dapat dipengaruhi. Dengan kata lain makin berarti suatu isu bagi seseorang maka semakin kecil kemungkinan orang tersebut dapat dipengaruhi. Dalam teori ini juga dijelaskan adanya dua macam efek yang timbul akibat proses menilai atau mempertimbangkan pesan yakni efek asimilasi (assimilation effect) dan efek kontras (contrast effect).
 Efek asimilasi terjadi ketika seseorang menempatkan sebuah pesan persuasif dalam rentang penerimaan dan pesan-pesan tersebut mendekati pernyataan patokan (kerangka rujukan) yang ada. Karena pesan tersebut mendekati pernyatan patokan, maka pesan tersebut akan diasimilasi atau dianggap mirip dengan patokan yang ada dan dijadikan satu kelompok. Asimilasi ini merupakan efek gelang karet, dimana setiap pernyataan baru dapat ”ditarik” mendekati pernyatan patokan sehingga tampak menjadi lebih dapat diterima daripada keadaan sebenarnya. Orang yang menjadi sasaran persuasi akan menilai pesan atau pernyataan tersebut tampak sejalan dengan patokannya. Teori ini berparadigma positivistik.
Pernyataan yang berada dalam rentang penolakan akan tampak semakin berbeda (kontras) dan bertentangan dengan pernyataan patokan meskipun sebenarnya perbedaan tersebut tidak terlalu jauh. Karena kita memperbesar perbedaan maka sebuah pesan yang seolah-olah bertentangan sepenuhnya dengan patokan yang ada. Akhirnya pesan tersebut kita tolak.
22.      Asumsi Teori Pertimbangan Sosial
Teori ini mempelajari tentang proses psikologis yang mendasari pernyataan sikap dan perubahan sikap melalui komunikasi. Asumsi dasarnya bahwa dalam menilai sesuatu, manusia membuat deskripsi dan kategorisasi khusus. Dalam kategorisasi manusia melakukan perbandingan-perbandingan diantara berbagai alternatif yang disusun oleh individu untuk menilai stimulus-stimulus yang datang dari luar. Teori ini mengemukakan bahwa seseorang mengetahui apa sikapnya dan mampu menentukan perubahan sikap apa yang akan diterimanya serta perubahan apa yang akan ditolaknya.
Teori ini menjelaskan kepada kita tentang suatu pesan atau pernyataan diterima atau ditolak itu didasarkan atas peta kognitif kita sendiri terhadap pesan tersebut. Seseorang menerima atau menolak suatu pernyataan atau pesan-pesan tertentu, bergantung kepada keterlibatan egonya sendiri. Ketika orang menerima pesan, baik verbal ataupun nonverbal, mereka dengan segera men-judge (memperkirakan, menilai) di mana pesan harus ditempatkan dalam bagian otaknya dengan cara membandingkannya dengan pesan-pesan yang diterimanya selama ini. Teori ini juga menjelaskan tentang bagaimana individu menilai pesan-pesan yang mereka terima. Ia juga mampu memprediksi bahwa seseorang menerima atau menolak terhadap pesan-pesan yang masuk. Selain itu teori ini juga melahirkan hipotesis-hipotesis baru dan memperluas rentangan pengetahuan seseorang, termasuk kita ketika sedang menerima pesan-pesan, dan juga memiliki kekuatan terorganisir melalui pengorganisasian pengetahuan yang ada di dalam otak kita mengenai sesuatu.

33.      Konsep-Konsep Penting Dalam Teori Pertimbangan Sosial
Konsep-konsep pokok dalam social judgement theory (Teori pertimbangan sosial) adalah:
1. Latitude of acceptance (rentang atau wilayah Penerimaan)
Proses pertimbangan di atas menurut Sherif & Hovland (1961) berlaku baik untuk pertimbangan fisik (misalnya; berat) maupun pengukuran sikap. Walaupun demikian ada dua perbedaan antara pertimbangan terhadap situasi fisik yang bersifat obyektif dengan sikap. Dalam sikap, individu sudah membawa klasifikasinya sendiri dalam menilai suatu obyek dan ini mempengaruhi penerimaan atau penolakan individu terhadap obyek tersebut. Kedua, pertimbangan sosial (sikap) berbeda-beda dari satu individu ke individu yang lain, padahal dalam pertimbangan fisik tidak terdapat variasi yang terlalu besar.
2. Latitute of rejection (rentang Penolakan)
Jika seseorang individu melibatkan dirinya sendiri dalam situasi yang dinilainya sendiri, maka ia akan menjadikan dirinya sendiri sebagai patokan. Hanya hal-hal yang dekat dengan posisinya mau diterimanya. Rentang penolakan yang mencakup pendapat atau gagasan-gagasan yang kita tolak  karena bertentangan dengan kerangka rujukan kita (sikap dan keyakinan).
3. Latitute of noncommitment (rentang keterlibatan)
Rentang ketidakterlibatan yang terdiri dari pendapat atau pesan-pesan persuasif yang tidak kita tolak dan tidak kita terima.

·         Keterlibatan Ego (Ego Involvement)

            Jika Anda pengguna kartu kredit, seberapa penting bunga cicilan 0% bagi Anda? Pertanyaan seperti inilah yang disebut Sherif sebagai konsep ego-involvement. Ego-involvement mengacu pada tingkatan seberapa penting sebuah “tawaran” terhadap kehidupan seseorang. Ego-involvement merupakan kunci utama munculnya latitude of acceptance atau bahkan rejection. Konsep ini dilatarbelakangi dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: “Apakah ini hal utama bagi kita?”, “Apa kita sangat memikirkannya?”, “Apakah sudah sesuai dengan pola hidup kita?”
Ego-involvement menggambarkan kemampuan kognitif seseorang akan suatu isu tertentu. Penulis coba ungkapkan contoh lain misalkan efek rumah kaca karena lapisan ozon yang berlubang. Hal ini mungkin tidak begitu penting bagi kita karena tidak banyak menyinggung sisi kognitif dalam diri kita (low ego involvement). Lain halnya ketika yang diungkap adalah; berlubangnya lapisan ozon menyebabkan sinar UV dapat dengan mudah masuk ke bumi tanpa filter sehingga kemungkinan penyakit kanker kulit dapat dengan mudah menyerang. Isu yang kedua ini akan memunculkan tingkatan ego involvement yang lebih tinggi karena lebih menyentuh pada aspek kognitif kita tentang kepedulian terhadap diri sendiri.
·         Penilaian Pesan : Kontras dan Kesalahan Asimilasi
Di dalam teori ini juga menjelaskan dua macam efek yang timbul akibat proses mempertimbangkan pesan yaitu efek asimilasi dan efek kontras. Efek asimilasi cenderung dapat bisa diterima ketimbang keadaan yang sebenarnya. Masyarakat yang menjadi sasaran persuasi akan menilai pesan atau pernyataan tersebut tampak sejalan dengan patokannya. Sedangkan pernyataan yang berada dalam rentang penolakan akan tampak semakin berbeda karena sebenarnya secara teori kita memperbesar perbedaan dan pada akhirnya pesan dapat ditolak dengan mudah oleh masyarakat.
·         Ketidaksesuaian dan Perubahan Sikap
Dalam Teori penilaian social ini membantu pemahaman kita tentang komunikasi sebagai perubahan sikap. Teori penilaian social juga membantu membuat prediksi perubahan sikap berdasarkan rentang yang ada, yaitu :
 1). Pesan-pesan yang jatuh pada rentang penerimaan cenderung akan mempermudah 
       perubahan sikap.
2). Jika suatu pesan oleh seseorang dinilai terletak dalam rentang penolakan, maka
       perubahan sikap akan berkurang atau tidak ada.
3).  Dalam rentang penerimaan dan rentang non komitmen semakin tidak sesuai suatu  
                   pesan  dengan pendirian/prinsip seseorang, maka akan semakin besar kemungkinan
                   sikap  akan berubah.

44.      Kritik Teori Pertimbangan Sosial
1.    Konsep keterlibatan ego tidak didefinisikan dengan baik. Apakah tingginya ego involvement indikasi dari topik yang penting?,atau itu menunjukkan seberapa sering topik ditemui oleh pendengar?
2.    Kritikus telah mengangkat kemungkinan bahwa lintang tidak benar-benar khusus untuk topik tertentu, tetapi mencerminkan kemampuan umum seseorang mudah dan tidaknya dipengaruhi. Dengan kata lain, orang yang mudah untuk dibujuk akan memiliki garis lintang penerimaan  yang lebih luas dari orang yang sulit untuk dibujuk.






3 komentar: